Tuhan tidak
mengirim puisi beberapa hari belakangan ini, Ia mengirim nasihat-nasihat
abstrak dari perjalanan. Banyak waktu aku habiskan untuk bercengkrama dengan para
sahabat yang senantiasa membuat tertawa riang, walaupun sebenarnya perasaan
dalam kemuraman. Tuhan selalu ada untuk kita, Kawan. Tuhan membuktikan
kepeduliannya dengan mengirimkan sahabat-sahabat yang selalu bisa membuat
tertawa dalam canda, namun dalam candanya penuh hikmah. Puji syukur untuk-Mu,
Tuhan.
Sebagai seorang
yang belum berumah tangga seperti aku, apalagi yang dipikirkan selain bagaimana
mencari pasangan hidup yang sesuai visi dan misinya. Aku yakin Tuhan akan
mengirimkan orang itu untukku kelak, ini cuma masalah kepercayaan dan keyakinan
saja juga waktu tentunya.
Setelah beberapa
waktu menimbang kriteria yang aku inginkan dan sangat sulit untuk didapatkan,
sekarang ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meraih itu. Temanku
berkata “cari pasangan itu yang sayang sama kita dan orang tua, karena sebagai
lelaki kita ditakdirkan sebagai kepala keluarga yang harus ditaati selama
perintah itu baik untuk keluarga”. Lama aku mendalami kalimat itu hingga aku
betul-betul mengerti dan paham hingga bisa mengaplikasikannya. Istri yang baik
adalah istri yang taat kepada suaminya, Kawan, tidak ingin memenuhi segala
keinginannya dan mengutamakan kepentingan keluarganya daripada keinginannya.
Setiap orang pasti
ingin bahagia, hanya saja terkadang orang tidak bisa membedakan keinginan dan
kebutuhannya. Butuh kecerdasan dan intuisi yang peka untuk membedakan kedua hal
yang nyaris serupa tersebut. Karena manusia diciptakan dengan keistimewaan akal
dan pikiran juga perasaan (hati nurani), maka, sampai mana seseorang menggunakan
kelebihan-kelebihan hal tersebut untuk mencapai kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah
mensyukuri apa yang telah diberikan dan menjaganya dengan ketulusan dan penuh
kasih sayang, Kawan. Jadi syukurilah apa yang telah kita miliki dan jaga ia
dengan kelembutan kasih sayang yang tulus.
0 komentar:
Posting Komentar