Kulepas Kau Bersama Senja

Sudah cukup lama sepertinya aku merasakan sesak merindukanmu. Merindukanmu mengubah kepribadianmu yang melulu memanjakan diri kepada orang lain. Kau tak pernah bisa membuktikan perkataanmu, semua tidak ada sinkronisasi. Umpama berharap tapi tiada usaha!.

Sudah cukup lama aku menantimu meminta untuk memulai cerita yang baru dengan gaya yang baru pula. Namun, hingga saat ini tiadak ada sepatah kata pun yang kau hembuskan di daun teingaku, desahpun tidak terdengar. Apa aku masih harus menunggu?.

Jika memang kau menyadari kesalahanmu, menyesali apa yang telah kau lepaskan, kenapa tidak bisa memperbaiki dengan sebuah kalimat yang mengandung makna dalam dan kau jadikan pedoman untukmu melangkah ke depan?. Aku tidak bisa memulai karena dahulu kau yang melepaskan. Apakah etis seorang yang dilepaskan mengejar kembali, berharap pada kesalahan orang lain?.

Aku kembali mencoba untuk menghiburmu, tapi apa yang aku dapatkan?... kau tetap asyik dengan gaya manja "abag-abangan". Hah...

Semua sudah aku simulasikan hingga menjadi peta yang nampak. Semua telah aku coba membuka jalan dan tak ada progres yang kau lakukan. Sehingga kini, aku menyimpulkan kau memangtidak pernah sungguh-sungguh memperbaiki retaknya hati. Bahkan, nampak hanya seperti mainan saja aku ini. Bagai bola yang terombang-ambing di atas ombak yang ketika dekat kau lempar kembali ke tengah, begitu seterusnya.

Kurasa ini bukan masalah gengsi, ini adalah bagaimana seseorang mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannyha. Aku mungkin memang belum sepenuhnya melupakanmu. Aku tidak ingin melupakanmu. Kau adalah kiriman tuhan sebagai sebuah sarana edukasi dalam praktik percintaan.

Sudahlah aku lelah!

Lelah menunggumu membuktikan perkataanmu, lelah melihat manjamu dengan orang lain, lelah dengan harapan-harapan kosong, dan semakin lelah tidak ada satu kata pun yang kau bisikan di telingaku hingga aku kehabisan waktu hanya untuk itu!.

Maaf hanya itu yang bisa kulakukan untuk mencoba memberi ventilasi rasa. Kebahagiaan?... kau yang menentukan. 

0 komentar:

Posting Komentar