Doa di 11 Nopember

Kali ini aku akan kembali bercerita tentang cinta, cinta yang tak akan pernah ada habisnya. Sudah habis beberapa detik waktu kuhabiskan untuk memperoleh cinta yang sebenarnya. Namun, dari semua itu belum ada yang bisa aku anggap hakiki. Mungkin cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya hanya didapatkan pada saat yang tepat. Seorang sepasang akan mendapatkan dan mengerti cinta jika ia sudah terikat oleh pernikahan misalnya.
Saat ini, 11 November 2013, mungkin waktu yang akan menentukan nasib aku ke depan. Saat ini mungkin akan ada cerita yang baru dari semua cerita yang sudah pernah aku ada di dalamnya. Kenapa demikian?... saat ini seorang kekasih (yang apabila Alloh mengizinkan tahun depan akan aku nikahi) berulang tahun. Namun, ada sedikit konflik yang mesti dilewati setelah dua minggu aku tidak berkunjung ke rumahnya. Orang tua kekasihku menilai bahwa aku hanya bermain dengannya.

» Read More...

Berharap pada Bulan



Di sebuah desa yang sudah tersemar “polutan kekotaan”, terdapat sebuah keluarga. Keluarga itu memiliki seorang anak bungsu yang berjenis kelamin laki-laki berusia 28 tahun. Anak itu bernama Asrul, ia adalah seorang guru pada sekolah swasta di Kota Bogor. Dia memiliki dua orang kakak, satu perempuan dan satu lelaki. Kakak perempuannya bernama Via dan kakak lelakinya bernama Malik. Via seorang wanita yang tekun sedangkan Malik lelaki yang penuh percaya diri.


» Read More...

ANYER: Sesaat Bersamamu, Berlama-lama dengan Crew SAM

"Ketika Kita Tak Dipertemukan di Satu Tempat, Masih Banyak Tempat yang Akan Mempertemukan Kita" - Oplet dan Scooternya


Ketika menuju Pantai Sawarna, aku tak sempat jumpa dia. Namun, bukan berarti kita tak akan dipertemukan kembali di tempat lain. Tuhan akhirnya mempertemukan kami di antara kerumunan orang-orang Kemang-Bogor di Pantai Pasir Putih, Anyer Serang Banten. Hari itu hari Sabtu tepat HUT RI Ke 68. Saat warga Kemang-Bogor hampir seluruhnya menyerbu Pantai Pasir Putih. (Hahahaha :P)

Perjalanan aku mulai pada pukul 11.00 PM. Aku berangkat menuju Anyer bersama dengan Crew SAM (Scooter Ambrak Maur) yang memang berasal dari Kemang-Bogor. Awalnya ragu-ragu untuk berangkat, namun, setelah beberapa strategi dilaksanakan akhirnya tancap gas si Serah juga.

» Read More...

Kulepas Kau Bersama Senja

Sudah cukup lama sepertinya aku merasakan sesak merindukanmu. Merindukanmu mengubah kepribadianmu yang melulu memanjakan diri kepada orang lain. Kau tak pernah bisa membuktikan perkataanmu, semua tidak ada sinkronisasi. Umpama berharap tapi tiada usaha!.

Sudah cukup lama aku menantimu meminta untuk memulai cerita yang baru dengan gaya yang baru pula. Namun, hingga saat ini tiadak ada sepatah kata pun yang kau hembuskan di daun teingaku, desahpun tidak terdengar. Apa aku masih harus menunggu?.

Jika memang kau menyadari kesalahanmu, menyesali apa yang telah kau lepaskan, kenapa tidak bisa memperbaiki dengan sebuah kalimat yang mengandung makna dalam dan kau jadikan pedoman untukmu melangkah ke depan?. Aku tidak bisa memulai karena dahulu kau yang melepaskan. Apakah etis seorang yang dilepaskan mengejar kembali, berharap pada kesalahan orang lain?.

» Read More...

Ketika Kita Tak Dipertemukan di Sawarna

Sejak pertengahan Ramadhan, aku dan beberapa sahabat merencanakan liburan Lebaran tahun 2013 menuju Pantai Sawarna. Kenapa Sawarna?... Banyak alasan yang membuatku tertuju pada tempat itu, mulai dari lokasi yang katanya "bagus, bersih dan masih perawan" (ayeyyy :P). Namun, ada dua alasan yang memacu agar aku harus menembus lika-liku jalan dan turun-naiknya jalan, pertama karena aku memang belum pernah memijakkan kakiku di sana, kedua karena ada perempuan berkulit merah di sana (ceileeee).

Rencana ya tinggal rencana, beberapa sahabat tumbang niatnya untuk ke Sawarna pada Sabtu dini hari karena berbagai macam alasan, hingga tersisa saya dan Yandri. Tersisa dua vespa, Serah(Sespan Merah) dan Bhuto (Vespa Ijo) milik Yandri. Akhirnya kami mengatur rencana untuk tetap berangkat pada Sabtu dini hari meskipun berdua, masalah kendaraan situasional saja yang terpenting tujuan terlaksana. Tak ada Vespa, Jepangan pun jadi!

Rencana kami memang akan bergerak pada hari Sabtu dini hari agar terhindar dari macetnya jalan. Pada pukul 06.00 PM saya dan Yandri berencana untuk ke Gunung Bunder untuk mengunjungi seorang terlebih dahulu dan meminjam kamera. Namun, setelah melewati Semplak jalan begitu macet dan sulit bergerak. Karena saya menggendari Serah saya, akhirnya kami memtuskan untuk kembali pulang.

Saat pertengahan jalan kami merasa bingung mau kemana malam itu. Setelah beberapa lama berpikir dan berada dalam pusara kebingungan kami memtuskan untuk bergegas pulang ke rumahku. Saya berusaha untuk tetap membawa Serah dengan menghubungi Cepot tetapi ternyata gigi borobudur Bhuto kondisinya mengkhawatirkan untuk dikendarai menuju Sawarna.

Pada pukul 02.30 AM kami memutuskan untuk mulai bersiap-siap dengan menggunakan Vixinya Yandri... Gas polllll, Bro!

Ketika tiba di Caringin kami istirahat untuk mengisi perut untuk menghindari masuk angin. (hehehe) Kami melanjutkan perjalanan dan istirahat kembali di Cibadak, minum secangkir kopi untuk menghangatkan badan dan istirahat kembali di Pantai Pelabuhan Ratu guna mengikis rasa kantuk.

Ada rasa ingin segera tiba di Sawarna setelah mendengar bisikan-bisikan dari telepon genggam. Ingin segera sampai di sana dan tidak hanya mendengar suaranya. Pukul 11.00 AM kami melanjutkan perjalanan menuju Sawarna dan meninggalkan Pelabuhan Ratu. Penuh semangat Yandri menarik-narik pedal gas yang ada di tangannya melewati turun-naik dan kelokan-kelokan jalan.

Pada pukul satu lebih beberapa menit kami tiba di depan jembatan traditional menuju Pantai Sawarna.

Depan Jembatan Sawarna
Setibanya di sana aku langsung mencoba menghubungi Red, namun, huh... tiada ada tanda-tanda :( maka kami menuju tempat parkir untuk menitipkan motor dan istirahat sejenak karena kami akan bermalam di tepi pantai.

Setelah beberapa kali terus-menerus mencoba mencari informasi tentang dia dan tiada jua kabar yang aku dapatkan, mungkin dia telah berada dalam perjalanan kembali menuju Bogor. Pada hari Sabtu siang, teman-teman dari kampung halaman tiba di Sawarna hingga kami dapat berkumpul dengan mereka dan menghapus heningnya senja tanpa dirimu.

Ternyata aku tidak dipertemukan dengannya, mungkin kau berjodoh dengan Serah tetapi tidak denganku. Jika dia mengingatnya aku pernah berkata dalam pesan singkat "Mungkin kalau kita jodoh, kita akan dipertemukan di sana (Sawarna)" dan ternyata kita tidak dipertemukan. Apa ini pertanda?.... Aku hanya dipertemukan dengan senja dan fajar di sana, di sawarna yang menggoda touris untuk memainkan papan selancarnya pada debur ombak yang memesona. Jika memang demikian, semoga ada yang terbaik di ujung sana, di suatu tempat yang sedang menanti kehadiranmu, kehadiran gadis yang membuat hidupnya berubah menjadi merah. Apabila kita dipertemukan kembali di tempat lain, mungkin kita akan berada di sana kembali bersama.

Senja di Sawarna

Pagi di Sawarna

Manteman Dari Desa

Jaga Kebersihan Sawarna

Fajar di Sawarna

Fajar di Sawarna


*** SAMPAI BERTEMU LAGI, SAWARNA***

» Read More...

Merah yang Tak Lagi Ramah


Beberapa minggu lalu aku sempat senang dengan merah. Tidak tahu pasti apa penyebabnya, ia begitu menghibur. Rasa itu muncul begitu saja seperti rangkaian kata nan klise pujangga pemula. Ketidaktahuan menghantarku tiba dalam indahnya merah. Merah yang memang mempesona di kala itu. Aku tidak hanya senag, namun, memiliki merah itu. Bukan! bukan aku yang memilikinya tetapi dialah yang memilikiku. Aku berada dalam genggamannya.

Merah?... kuat, berani, percaya diri, dan gairah. Merah memang memiliki banyak arti, mulai dari cinta yang bergairah hingga kekerasan perang. Hmmmp?... Warna ini tak cuma memengaruhi psikologi tapi juga fisik. Penelitian menunjukkan menatap warna merah bisa meningkatkan detak jantung dan membuat kita bernapas lebih cepat.

Beberapa waktu aku melewatkan hari-hari dengan merah. Merah ini berbeda, ia bisa menciptakan tawa dengan candanya. Merah ini memang berani dan terkesan apa adanya. Merah ini seperti merah pada umumnya yang berapi-api dan sulit dikendalikan. Merah ini, merah yang bahagia dengan kesukaannya. Merah yang terkadang manja dan terkadang arogan!.

Aku hanya seorang lelaki yang terkadang menggunakan logika untuk memutuskan sesuatu. Namun, tak jarang menggunakan hati untuk mempertahankan langkah. Hingga pada akhirnya Tuhan menuliskan takdir yang berbeda di Lauhl Mahfud-Nya, merah itu pergi dengan apa yang diinginkannya. Aku hanya seorang lelaki yang terkadang menggunakan logika untuk memutuskan sesuatu, namun, tak jarang menggunakan hati untuk mempertahankan langkah. Maka, aku tetapkan untuk berpikir positif dan melapangkan hati untuk merelakan dan melepasnya.

Biar bagaimanapun, merah itu tetap menarik dan seperti apapun, merah itu menawan. Teruslah berjalan menuju impian pada tanah merahmu. Jadilah merah yang bahagia dan membahagiakan dengan gairahmu. Ciptakan peta agar kau tahu dengan pasti ke mana tapak kakimu akan kau langkahkan. Ubahlah dunia ini menjadi merah, semerah hatimu. Hingga pada kahirnya aku mengirim do’a; “semoga kau bisa membahagiakan orang-orang yang menyayangimu dan berada di dekatmu dengan merahmu meskipun hidup tak selamanya merah”.

» Read More...

CERPEN; "Setangkai Bunga Luka untuk Naila"




Ini adalah cerpen yang saya tulis beberap tahun yang lalu, semasa saya kuliah dulu. Ingin kembali memuat tulisan ini karena sepertinya saya merasa ada yang istimewa pada salah satu cerita pendek saya ini. So... selamat membaca saja cerpen saya yang berjudul Setangkai Bunga Luka untuk Naila berikut ini.
____________________________________________________________________________

“Maaf Adinda, aku tidak bisa meneruskan langkah kita ini untuk menuju yang lebih sakral.”
“Kenapa Kanda?... Kenapa baru sekarang Kanda?... Kenapa baru sekarang berterus terang kepada Dinda?...”
“Kamukan tahu sendiri Adinda, bahwa baru sekarang ini kita bertemu lagi. Kamu hanya bisa memberi waktu sedikit dalam setiap tahun, bahkan tidak sama sekali Dinda. Aku tidak bisa terus menerus mengikuti langkah ini, aku tidak kuat Dinda.”
* * *
11 Januari 2005 tepatnya. Tepat di mana aku memulai memadu kasih dengan seorang gadis mungil dan manis. Gadis itu memang sebegitu menariknya sehingga membuat aku menjadi terbuai dengan alunan kasidah cinta. Waktu itu kami masih sangat belia. Naila mungil dan manis itu masih duduk di bangku SMP, sedangkan aku masih menempuh jenjang pendidikanku di bangku kelas dua SMA.
Pada awalnya, aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa Naila menyukaiku ketika melihatku berangkat menuju sekolah bersama Herman dan Muhammad. Sungguh kejadian yang menarik. Tanpa banyak alasan ia memintaku untuk berkunjung ke rumahnya. Memang permintaan itu tidak secara langsung ia katakan kepadaku. Ia menitipkan pesannya itu kepada temanku yang kebetulan masih terdapat hubungan keluarga antara mereka, Hendri namanya.
Hendri menyampaikan pesan itu ketika kami sedang bermain di sebuah pasar malam dekat rumah. Pertama mendengar pesan itu aku sedikit tidak percaya, sebab aku dan Naila sama sekali tidak akrab meskipun rumah kami sangat berdekatan. Ia jarang menegur ketika bertemu aku, dan sebaliknya begitu juga aku. Kami memang pernah bermain bersama, itu pun ketika kami masih SD, bahkan sebelum kami masuk SD sehingga membuat aku lupa untuk mengingatnya setelah itu, entah apa kabar dirinya. Hendri terus menguatkan fakta itu dengan kata-kata sumpahnya.
Setelah mendengar hal itu, keesokan malamnya aku melangkahkan kaki menuju  rumah Hendri dan membuktikan perkataan-perkataan yang ia sampaikan kemarin malam. Sengaja aku tidak langsung menuju rumah Naila, agar Hendri mau mengantarku dan membuktikan perkatannya. Ketika sampai di rumah Hendri, ia sedang asik memainkan gitarnya. Tanpa basa-basi aku langsung mengutarakan niatku kepadanya, dan ia mengiyakannya. Kami pun segera beranjak untuk mengetuk pintu rumah Naila.
Hendri langsung masuk, sementara aku menunggu di luar. Tidak lama, Naila keluar. Ia tersenyum malu ketika melihatku berada di luar, aku hanya menatapnya saja. Hendri langsung pamit untuk pergi, Naila memanggil-manggilnya dan meminta untuk tetap bersama kami, tetapi Hendri hanya tertawa dan kemudian melangkahkan kakinya, pergi. Kami terdiam dan hanya bisa menatap langit yang nampak indah dengan bintang-gemintang dan rembulannya.
“Ada apa Nai, memintaku untuk datang kemari?...” aku menanyakan yang sebenarnya tidak perlu aku tanyakan, tetapi aku tidak tahu harus berkata apa selain pertanyaan yang ada dalam pikirku itu. Aku tidak mau diam terus menerus.
“Memang A Hendri bilang apa sama kamu Ri?...” ia malah balik bertanya kepadaku.
“Ya kamu memintaku untuk datang ke rumahmu.” Jawabku singkat.
“Masa sih?.. boong tahu.” Sahutnya dengan tertawa kecilnya.
“Ya sudah kalau begitu aku pulang saja deh, dari pada menjadi tamu yang tidak diundang.” Bilangku tegas.
Nangan!. Ya sudah aku akui memang aku meminta kamu datang ke sini ko.” Jelasnya malu-malu.
Memangnya ada apa?” Tanya aku lagi.
“Memang nggak boleh yah? Apa kamu ada acara lain dan menjadi terganggu.” Lagi-lagi ia balik bertanya padaku.
“Ya… neggak gitu juga sih. Tapi kenapa tiba-tiba kamu memintaku dating ke rumahmu. Aku hanya kaget saja.” Jelasku padanya.
“Pengen aja.” Jawabnya singkat.
Pembicaraan itu terus berputar-putar hingga belum jelas apa tujuannya memintaku datang ke rumahnya malam itu. Meskipun aku sudah tahu jawabannya berdasarkan akal sehatku. Karena malam sudah semakin larut aku memutuskan untuk pulang. Ketika aku hendak pulang dan setelah mengucapkan sallam, ia memanggilku dan memintaku untuk datang lagi esok malam. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku.
* * *
Kini, sudah hampir satu tahun. Hubungan itu ternyata menjadi lebih signifikan dan mengarah kepada keseriusan. Semakin lama hubungan kami semakin hangat, sebab rasa kedewasaan yang semakin hari semakin tumbuh dan berkembang. Bagaikan kelopak bunga yang tidak mau gugur ketika sedang mekar, maka kami selalu berbenah apa saja kirannya yang perlu dilakukan untuk meraih masa depan dan hidup bersama kelak.
Hampir setiap waktu kami saling mengevaluasi tentang hari-hari yang telah kami lewati. Dari evaluasi itu, apabila ada hal yang gajil, kami mendiskusikannya. Selain itu, apabila ada kekurangan dan ada yang bersifat negatif, maka kami akan saling mengoreksi dan segera mencari jalan keluar bagaimana langkah sebaiknya. Begitu sangat bermakna hari-hari yang kami lewati, membuat aku tidak ingin pisah darinya, bahkan tidak pernah terlintas dalam pikir, untuk melepaskannya. Dia adalah seorang kekasih yang sekaligus menjadi guru bagiku.
Malam tidak akan tampak sebegitu menawannya tanpa kehadiran bulan dan bintang, yang menyinari malam itu sehingga menjadi terang. Siang tidak akan menjadi sumber kehidupan bagi manusia bila satu hari saja sang mentari tak menampakkan diri dengan sinarnya. Dia adalah garam dalam sayur kehidupan yang aku jalani. Ia adalah irama syair kehidupan ketika kemarau mulai muncul pada hati yang gundah-gulana.
Sebegitu berartinya kehadiran Naila dalam perjalanan kisah hidup yang sebelumnya begitu suram. Suram karena tiada harapan dalam hati, suram karena gelapnya awan perjalanan menyelimuti. Ia adalah mentari ketika manusia bosan akan hujan. Dia adalah hujan, setelah Tuhan menurunkan sinar kemarau ke muka bumi. Dialah Naila, wanita yang menjadi sepucuk bunga mekar yang dahannya enggan melepaskannya. Angin perubahan menuju harapan yang cerah ketika impian diselimuti kabut kelam, itulah Naila bagiku. Kelopak bunga yang terus mekar tiada pernah berkesan untuk gugur. Tiada kata putus asa.
* * *
“Kanda…” begitu Naila memanggilku dengan wajah yang penuh tanda tanya, seperti ada yang ia sembunyikan dariku.
“Ya, Adinda. Ada apa?... Apakah ada yang ingin kamu sampaikan kepada Kanda?...” sahutku mencoba memancing agar Naila mengeluarkan segala keluh-kesah yang ada dalam hatinya.
Semua hening. Naila tidak jua membuka mulutnya, ia hanya menunduk seperti diselimuti kesedihan. Entah apa yang sedang ia rasakan saat ini.
“Adinda, ada apa sebenarnya?... Mengapa kamu terlihat murung Dinda?...” tanyaku penasaran.
“Dinda tidak kuat untuk mengatakannya Kanda. Berat sekali untuk mengungkapkan semua ini.” Jawabnya, semakin membuat aku berada dalam keadaan bingung dan semakin bertanya-tanya.
“Katakanlah Dinda, Kanda ingin segala keluh-kesah yang Dinda rasakan dapat Kanda rasakan.” Sahutku sedikit memaksa.
“Begini Kanda. Sudah setengah tahun Dinda melepas waktu Dinda untuk berada di rumah dan bermain bersama sahabat. Dinda ingin ada perubahan dalam hidup ini, Dinda ingin mencari ilmu lagi Kanda untuk bekal di kemudian hari.” Jelasnya, yang sebenarnya aku sendiri belum begitu memahami.
“Maksudmu?” aku bertanya kembali, karena kekurangmengertinya aku akan kata-katanya itu.
“Dinda ingin pergi beberapa waktu untuk menambah segala pengetahuan juga wawasan Dinda. Dan ini waktu yang cukup lama.” Dia menjelaskannya sambil menatap lesu ke arahku.
“Jadi, Dinda akan pergi meninggalkan Kanda?” aku bertanya lagi dengan rasa penasaran.
“Iya Kanda. Tetapi ini demi Dinda dan masa depan Kanda. Sebenarnya Dinda juga berat sekali untuk melakukan hal ini, namun jika tidak, kesempatan ini tidak akan datang kembali Kanda. Salah satu yayasan menerima Dinda sebagai siswinya, dan Dinda dapatkan ini berkat beasiswa yang Dinda usahakan.” Tuturnya menjelaskan seperti memaksa agar aku menyetujuinya dan merelakan ia pergi.
“Kanda bisa berbuat apa Din… itu adalah hak kamu, itulah yang selama ini kamu usahakan. Maka, tiada alasan untuk Kanda melarangmu. Meskipun Kanda tidak ingin jauh darimu, Dinda. Ini akan terasa berat sekali bagi Kanda.” Ujarku lemah, seperti rembulan akan menemui pagi yang semakin lama akan semakin redup dan hilang.
“Dinda mengerti Kanda. Dinda juga merasakan hal yang sama, Kanda… tetapi yakinlah Tuhan akan mempertemukan kita nanti. Kini kitalah yang harus mengusahakan itu, apakah kanda bersedia menunggu Dinda?” kata-kata yang begitu tulus. Namun, sebenarnya hampir membuat harapan yang pernah ada, kini mulai terasa rapuh.
“Kanda akan berusaha, Dinda, mudah-mudahan Tuhan menolong kita dan mempertemukan kita kembali di kemudian hari. Tetapi biar bagaimanapun kanda memiliki rasa kekhawatiran akan diri Kanda sendiri. Kanda takut tidak bisa menjaga diri dan hati kanda ini, Dinda.” Terangku dengan rasa yang memang khawatir ketika jauh dari Naila.
“Mungkin inilah ujian Kanda, maka kini tergantung dari kita berdua. Biar bagaimanapun kita harus yakin agar kita kuat menghadapi dan melewati semua ini.” Rayunya dengan nada motivasi agar aku tetap tegar dan bisa bertahan.
“Baiklah , Kanda akan berusaha. Insya Allah kanda akan menunggu kamu hingga kamu kembali. Kanda hanya minta doa, agar Kanda di sini kuat menghadapi semua ini.” Jerit ikhlasku yang memaksa merelakannya pergi.
Dalam beberapa hari ke depan, Naila telah meninggalkanku. Kini aku harus menghadapi kehidupan ini sendiri lagi. Mentari yang terang yang biasa menyinari hati, kini berganti cahaya redup bulan ditemani bintang. Entah kapan mentari itu akan kembali menyinari hati ini. Aku tidak pernah mengetahui jawaban itu, hingga kini mentari itu masih belum jua menampakan diri. Meskipun demikian, aku yakin sang mentari itu sangat ingin kembali menyinari hati ini. Bahkan dengan cahaya yang lebih terang, melebihi cahaya yang dahulu pernah menyinari hati dengan kilau semangatnya.

Kini, akulah yang menjadi kekhawatiran tersendiri. Aku menjadi lebih khawatir terhadap perasaan yang ada pada diriku. Perasaan ini terasa mulai goyah, hati ini seakan terus dipanggil-panggil oleh suara lembut yang rautnya masih samar, buram, dan tidak nampak seutuhnya. Haruskah perjalanan ini berakhir dengan menyerahnya aku?... Haruskah pondasi yang sudah sekian lama terbangun runtuh hanya karena suara samar?... Kini aku harus mencari ketenangan hati, tetapi entah berada di mana ketenangan hati itu. Sampai saat ini aku belum menemukannya. Apakah ketenangan hati itu akan terus bersembunyai dan membiarkan aku porak-poranda karena hausnya belaian kasih sayang. Sementara suara suram itu kini mulai mendekat dan bernaung dalam hati yang sedang gulana.

» Read More...

Khazanah Cinta

Hingga kini aku tidak mengerti mengapa nama itu masih melekat pada garis pikiranku, meskipun sudah banyak ia melakukan yang kuanggap sebagai kesalahan-kesalahan terhadap diriku. “CINTA”, mereka bilang karena itu. Apa benar semua ini karena itu?..... sepertinya aku sendiri tidak mengerti apa itu arti cinta. Mungkin mereka yang menyebutnya juga tidak tahu pasti apa itu arti dan makna cinta. Ya..... bisa dibilang mereka itu cuma sebagai penikmat cinta bukan pemiliknya.

Cinta. Emh..... lagi-lagi cinta. Memang kita hidup dan tercipta di atas naungan cinta yang semakin hari semakin ramai orang-oarang membicarakannya. Kita tidak pernah bosan membahas apa yang namanya cinta. Ya di toko, di pinggir jalan, di rumah makan, di rumah bahkan di setiap waktu pasti selalu saja ada yang membicarakan apa itu cinta.

Kita tercipta karena kecintaan Yang Maha Kuasa kepada kita. Kita tumbuh dan besar tidak lepas dari cinta dan kasih sayang orang tua, adik, dan kakak. Kita bertahan hidup juga karena banyak orang-orang di sekeliling kita yang mencintai kita. Jadi, pantas saja bila setiap saat semakin banyak manusia yang membicarakan cinta. Mungkin suatu saat nanti akan ada ilmu tentang “CINTA”.

Tetapi apakah kita hidup selalu di bawah kata cinta?..... sedangkan apabila kita mau menyadari banyak cinta yang membuat orang tersiksa, menderita, bahkan celaka. Itulah yang membuatku hingga kini takut dengan yang dinamakan cinta. Banyak dari teman-temanku yang selalu berharap agar aku mengungkapkan rasa cintaku, tetapi hingga kini aku belum bisa untuk melakukan hal itu. Karena ia selalu memotivasi diriku untuk mengungkapkan rasa cintaku kepada “SESUATU”.


Mengapa ia tidak pernah memberikan aku semangat untuk mengungkapkan cinta untuk cinta yang Hasanah, cinta yang benar-benar nyata akan kebaikannya. Ya, cinta kepada Sang Pemilik Cinta. Cinta yang telah IA berikan sebelum kita ada, cinta yang sudah IA tanamkan sebelum kita tiba, dan cinta yang sudah IA letakan melekat pada hati-hati kita. Karena cinta ini memang milik_NYA, cinta ini kuasa_NYA, dan cinta.... ini.. Harus kembali Kepada_NYA. Biarkan yang lain menjadi nomor dua dan seterusnya.

» Read More...

HOBBY; Masalah-masalah pada Vespa dan Penyelesaiannya


Buat Lo yang demen ama produk Italia ini, mungkin perlu beberapa tips ini, Sob. Supaya bisa ngerti kalo lagi ada apa-apa sama scooter kita dan kita sendiri yang oprak-oprek tuh si semok.
Cekidooooooooot!!! Hehehehe


KARBURATOR
Sering kotor atau spuyer tersendat. Dalam masalah ini berdampak langsung dengan laju motor, motor dalam melaju tersendat- sendat atau motor malah sulit untuk hidup terkadang pula busi sering mati terlihat dari ujung busi isolatornya berwarna hitam kelang yang mengakiobatkan hilang nya percikan api di busi

Penyelesaiannya: 
  • Bersihkan tangki bahan bakar dari kotoran dan karat.
  • Periksa selang bensin dari kerak bahan bakar.
  • Bersihkan karburator menggunakan kompresor angin perikasa kembali lubang- lubang spuyer jangan sampai ada kotoran yang tertinggal, ketelitian di tuntut dalam hal ini.
  • Periksa ukuran lobang spuyer sudah pas belum jangan sampai kebesaran atau kekecilan. Bila kebesaran motor akan boros bahan bakar dan juga busi sering mati. Ukuran ubang spuyer berpatokan pada ukuran standar pabrik.
  • Setingan atau penyetelan jarum ideal harus pas menurut pengalaman saya caranya denmgan menyetel stasioner karbu pada stelan tertinggi, lalu putar jarum ideal menggunakan obeng kekanan stelah berhenti putaran jarum kendorkan kembali ke kiri perlahan-lahan sampai terdengar suara mesin di putaran ter tinggi. 
PENGAPIAN
Permasalahan dalam pengpian juga akan berdampak langsung pada laju motor atau motor tidak bisa hidup, susah starter motor biasanya kendala pengapian berada pada stelan platina yang tidak benar, bisa juga salah satu perangkat pengapian sperti Busi, Koil, Platina, Kondensor, Spul pengapian ada yang sudah tidak layak pakai atau mati. 

Penyelasaiannya:
Langkah pertama periksa warna ujung busi, bila berwarna hitam kelang busi tidak akan memercikan api solusinya stel ulang ukuran spuyer pilot jet dam main jet, beila warna ujung busi merah bata maka pariksa ke bagian yang pengapian yang lainnya.
Koil yang layak pakai apabila kita konsletkan kabel busi dengan jarak ke massa mesin kira kira 8 mm masih terjadi loncatan api berwarna biru, bila tida berwarana biru di sini percikan atau laoncatan api berwarna merah ini berarti stelan platina tidak benar atau si koilnya yang memang sudah lemah, loncatan api dari koil dipengaruhi langsung oleh stelan platina, 
Penyetelan platina yang benar adalah berjarak kerenggangan antara konektor minus dan konektor plus nya kira-kira 0,5mm. dengan menggunakan obeng min, perlu di ingat penyetelannya jangan di ketok karna hal akan mepersingkat umur pakai platina karna entara konektor tidak lurus atau bengkok. Loncatan yang terjadi pada platina juga berkaitan dengan kondisi kondensator.
Pemeriksaan kondensator amat lah mudah apa bila terjadi lancatan api di platina ini di karenakan kondensator anda sudah tidak layak pakai, ganti kondensor anda atau ada cara lain yaitu cangkok kondensor dengan kondensor lainnya atau sistem kondensatornya di double dengan ukuran kapasitas kondensor yang sama 2 farad.
Yang terakhir adalah cek spul pengapian anda masih layak pakai atau harus di gani degngan yang baru, tanda spul pengapian rusak, biasanya kumparan spul lecet, gulungan spul kendor, spul putus.
Apabila semuanya stabil maka anda wajib memeriksa nap puur atau ketepatan pengapian tapi sebelumnya lihat dulu kondisi spi magnet patah atau tidak juga lihat kondisi rotor masih bagus atau sudah tidak, ukuran nap puur adalah 21 drajat sebelum titik mati poros atau kondisi pala seher di atas.

MOTOR MACET TIDAK BISA STARTER
Ini adalah suatu trable mesin yang lebih fatal biasanya hal ini terjadi di kerenakan lakher atau BEARING ada yang rusak, stang sekher atau CONECTINGROOD rusak, ring sekher patah, sekher atau PISTON tidak layak pakai, perangkat di gear bok ada yang patah, PER GIGI PRIMER rontok, PLAT KOPLING yang sudah tidak layak pakai. GIGI STATER ompong atau rontok.

Proses penyelesainnya harus turun mesin dan kita harus bongkar semua perangkat mesin agar lebih mudah pengecekan nya. Apabila dalam pengecekan perangkat ternyata ada yang rusak lebih baiknya kita ganti dengan yang baru, untuk menjaga hal-hal yang tidak di inginkan yang bisa saja nanti terjadi di dalam kita mengoprasikan kendaraan kita di jalan.

MOTOR TIDAK NYAMAN DI KENDARAI ATAU GOYANG 
Dalam kondisi ini diluar dari pada mesin kecuali perangkat penunjang dan stabizer getaran atau karet mesin, masalah ini menyangkut kenyamannan kita dalam berkandara karna semua ini akan berdampak langsung dalam SAFETY REEDING keselamatan kita terancam bila hal ini di biarkan

Adapun panenggulangnganya sebagai berikut: 
  • Cek kondisi kelayakan ban dan pelek, bila ban botak harus ganti kondisi pelek pun harus stabil jangan ada speleng atau goyang.
  • Cek kondisi as ayun masih layak pakai atau tidak, biasanya dalam kondisi ini pala babi depan akan goyang apa bilia as ayun rusak, semua itu berdampak langsung pada sistem kendali kendaraan anda.
  • Cek lassan bodi pada titik tumpu seperti, DEK MOTOR, TULANG BUAYA, LUBANG AS MESIN, TUMPUAN SOK BLAKANG, DLL. Bila terjadi keropokan pada bodi jangan biarkan hal itu berlarut karna akan berakibat kerusakan bodi yang lebih fatal bahkan pernah terjadi notaor tiba tiba patah.
  • Cek kondisi STABIZER GETARAN atau karet-karet mesin dan shokbreker juga MOUNTING sok blakang, bila terlihat sudah usang atau rusak harus cepat-cepat di ganti.
  • Cek SOKBREAKER, apa bila sok breker sudah lemah baik pernya atau sok wajib untuk kita ganti, jangan lupa kondisi mur roda baik depan maupun belakang dalam kondisi kencang dan terkunci paku pengunci. 



Moga bermanfaat, Sob. Cheeeeeeeeeeeeers

» Read More...

Perempuan Gingsul Berbibir Tebal

Salah satu kebahagiaan dalam hidup adalah disayangi dengan kesabaran dan kegigihan nan lembut. Kelembutan akan membawa pada tenangnya jiwa dan keabadian. Sudah lama berpetualang melalui berbagai macam jalan. Sudah terlalu lama berada pada jiwa-jiwa yang hanya ada kesenangan tanpa mimpi di atasnya. Tidak ada kepastian dan hanya berkaca pada keraguan di dalamnya.

Hari ini, saat matahari mulai meninggi aku masih asyik menyimak larik-larik lirik lagu Sang Legenda berambut dreadlock. Sambil menikmati secangkir kopi kuhayati betapa panjang perjalanan kita. Kau pernah menyimpan rasa benci yang tidak berkepanjangan, itu karena kelembutanmu. Aku yakin kau merasakan betapa berlikunya perjalanan ini. Namun, harapan tetap sama, berada pada dansa saat menyayikan lagu kemerdekaan bersama.

Puji syukur aku panjatkan atas terciptanya dirimu yang selalu diselimuti kesejukan menghadapiku. Semoga tuhan mengabadikan rasa itu, karena aku akan sangat membutuhkan selimut itu saat matahari membakar. Maafkan jiwa ini, Perempuanku, selama ini aku belum mampu memberikan kebahagiaan yang menenangkanmu. Namun, aku akan berusaha menyayangimu dengan tulus dan penuh kelembutan.

Aku berharap jalan ini tidak lagi terlalu panjang. Jalan ini harus kita ubah menjadi jalan yang benar-benar kitalah yang membuat petanya. Saat menulis ini, aku yakin Tuhan merasakan perasaanku yang di dalamnya ada harapan yang sangat untukmu. Kini, akan kukirim nafasku menujumu, ku tutup mataku untukmu, dan terus melangkah ke arahmu, Perempuan Ginsul Berbibir Tebal.

Biarkan saat kuhirup udara ada wangimu, ketika kupejamkan mata ada bayangmu, pada cermin ada senyummu, setiap mendengar ada desah harapmu, hingga kelak selalu ada kamu saat aku membuka kedua kelopak mataku.

Berbahagialah bagi mereka yang senantiasa menjaga, menyayangi, dan mensyukuri apa yang dia miliki dengan lembut dan penuh kasih sayang.

» Read More...

Pekan Tanpa Puisi

Tuhan tidak mengirim puisi beberapa hari belakangan ini, Ia mengirim nasihat-nasihat abstrak dari perjalanan. Banyak waktu aku habiskan untuk bercengkrama dengan para sahabat yang senantiasa membuat tertawa riang, walaupun sebenarnya perasaan dalam kemuraman. Tuhan selalu ada untuk kita, Kawan. Tuhan membuktikan kepeduliannya dengan mengirimkan sahabat-sahabat yang selalu bisa membuat tertawa dalam canda, namun dalam candanya penuh hikmah. Puji syukur untuk-Mu, Tuhan.

Sebagai seorang yang belum berumah tangga seperti aku, apalagi yang dipikirkan selain bagaimana mencari pasangan hidup yang sesuai visi dan misinya. Aku yakin Tuhan akan mengirimkan orang itu untukku kelak, ini cuma masalah kepercayaan dan keyakinan saja juga waktu tentunya.

Setelah beberapa waktu menimbang kriteria yang aku inginkan dan sangat sulit untuk didapatkan, sekarang ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meraih itu. Temanku berkata “cari pasangan itu yang sayang sama kita dan orang tua, karena sebagai lelaki kita ditakdirkan sebagai kepala keluarga yang harus ditaati selama perintah itu baik untuk keluarga”. Lama aku mendalami kalimat itu hingga aku betul-betul mengerti dan paham hingga bisa mengaplikasikannya. Istri yang baik adalah istri yang taat kepada suaminya, Kawan, tidak ingin memenuhi segala keinginannya dan mengutamakan kepentingan keluarganya daripada keinginannya.

Setiap orang pasti ingin bahagia, hanya saja terkadang orang tidak bisa membedakan keinginan dan kebutuhannya. Butuh kecerdasan dan intuisi yang peka untuk membedakan kedua hal yang nyaris serupa tersebut. Karena manusia diciptakan dengan keistimewaan akal dan pikiran juga perasaan (hati nurani), maka, sampai mana seseorang menggunakan kelebihan-kelebihan hal tersebut untuk mencapai kebahagiaan.


Kebahagiaan adalah mensyukuri apa yang telah diberikan dan menjaganya dengan ketulusan dan penuh kasih sayang, Kawan. Jadi syukurilah apa yang telah kita miliki dan jaga ia dengan kelembutan kasih sayang yang tulus.

» Read More...

Seberapa Pentingnya Aku?....

Bersatu dalam Damai
Berbicara tentang kehidupan jelas sebagai seorang manusia yang saling membutuhkan atau sering disebut ‘makhluk sosial’. Kita, tidak akan lepas dari yang namanya sudut pandang tiap individu yang ada di sekeliling kita. Nah.... kali ini mari kita bicarakan judul postingan artikel ini, “Seberapa Pentingnya Aku?”.

Menjadi bagian penting dalam kehidupan orang lain itu sendiri adalah hal penting, Sob. Ketika keberadaan kita sudah dianggap penting, maka, kita memiliki manfaat atau arti bagi orang tersebut. Namun, bukan perkara mudah untuk menjadikan diri kita seseorang yang penting bagi orang lain. Meskipun terkadang kita sudah menganggap penting orang tertentu tetapi belum tentu orang tersebut menganggap diri kita adalah bagian penting untuknya. Hal tersebut karena setiap insan memiliki sifat, sikap, karakter, prinsip, dan kepribadian sendiri.

Tidak sedikit sepertinya ketika dua orang sedang menjalani hubungan tetapi salah satunya tidak respect. Ini merupakan masalah besar, Sob!. Bisa kita bayangkan ketika kita sedang memikirkan dia ternyata dia tidak sama sekali memikirkan kita, ketika kita mengkhawatirkan dirinya ternyata dia tidak ada perasaan khawatir tentang kita, bahkan ketika kita memiliki perasaan kecewa tetapi ia acuh dan tidak mempedulikan sama sekali kekecewaan kita. Hal itu terjadi karena kita belum menjadi bagian penting dalam hidupnya, Sob.

Sebelum kita menjadikan diri kita sebagai orang yang ternyata penting bagi orang lain, jelas perlu usaha dan kerja keras juga, Sob. Memahami diri orang lain dalam situasi dan keadaan tertentu mungkin langkah awalnya. Setelah itu, kita mencoba memberikan apa yang dibutuhkannya, yang perlu diingat dalam setiap keadaan dan situasi tertentu jelas kebutuhannya pun berbeda, Sob.

Kenapa kebutuhan bukan keinginan?... Keinginan manusia itu gak bakal ada surutnya, yang ada terus makin pasang, berbeda dengan kebutuhan yang memiliki batasan pada situasi dan waktu tertentu. Kita juga manusia yang memiliki keterbatasan, so... jangan memaksakan diri juga untuk memenuhi kebutuhan orang lain, selama kita bisa kita bantu.

Ketika sudah berbagai usaha ternyata kita belum juga menjadi bagian penting orang yang kita maksud, sudah saatnya kita mengambil tindakan dan keputusan, Sob. Kebahagiaan itu, ketika kita bisa saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain. Kita penting baginya dan dia bagian penting dalam hidup kita, sehingga kita bisa saling berbagi juga dalam hal apapun. Itu baru namanya KEBERSAMAAN dalam KEDAMAIAN, Sob.

» Read More...

Rastafarian

RASTAFARIAN
Its A
Mystical Philosophy of LOVE, PEACE, and FREEDOM

Lion of Judah
"Rastafarian itu Philosofi Mistik tentang CINTA, PERDAMAIAN, dan KEMERDEKAAN"


» Read More...

Dimana Kebahagiaan?....

Kenapa kita harus mengutamakan KEBAHAGIAAN?....

Apapun jika kita menjalankan sesuatu tanpa adanya rasa kebahagiaan yang tercipta pada hati dan pikiran, maka, akan terasa menjadi beban. Menunaikan atau menjalani sesuatu hal yang membahagiakan akan mengusir kejenuhan dan bahkan memunculkan keceriaan yang telah surut. Hidup bukan hanya saja tentang mengejar kesuksesan. Bagaimana William Henry "Bill" Gates meraih kesuksesan?.... karena dia bahagia menjalankan segala pekerjaannya.

Jangan pernah berpikir kita akan sukses apabila kita tidak menjalani kegiatan atau aktivitas sehari-hari tanpa ada kebahagiaan di dalamnya. Meraih masa depan yang sukses itu bukan hanya karena kerja keras tetapi karena kita bahagia terhadap kerja kita, sehingga kita tidak pernah merasakan tekanan dalam melaksanakannya. Jadi, hal pertama yang harus kita temukan adalah bahagia saat melaksanakan sesuatu pekerjaan.

» Read More...

Tahukah Kau?......

“CINTA”,
itu salah satu jalan menuju SURGA 
itu penerang menggapai BAHAGIA

Jelas bukan“CINTA”,
yang hanya berlalu melalui kata-kata
pun tidak sama sekali rayuan belaka
apalagi yang tiba dari pelupuk mata

Yang mencintai coba melakukan apa jua untuk sang dicintai
Tak adil rasa bila mencintai namun, tidak hendak memberi
Harap “CINTA” terbalas setulus hati
Sebab itu pencerah sanubari

Tetapi, “CINTA”,
tidak tercipta hanya untuk “dia”
ada, bukan Cuma untuk keluarga
itu akan menjadi intan permata
itu nampak berkilau bak cahaya surya

Kian bila kau beri untuk “SANG PENCIPTA”
Maka, pasti kan kau rasa belaian lembut “SURGA”

» Read More...

Lebih Dekat dengan Helmy Fahruroji

Helmy Fahruroji
Helmy Fahruroji, itu nama guwe, Man (keren pan eta, ema urang tea atuh pikiraneun). Guwe adalah anak keempat dari empat bersaudara (bontot caritana mah eta, nu ceuk batur mah anak paling di sayang). Guwe lahir di Desa Tajurhalang, Kecamatan Tajurhalang (sebelumnya Kecamatan Bojonggede; berubah karena pemekaran) Kabupaten Bogor pada tanggal 10 Maret 1985. Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena guwe terlahir dalam keadaan sempurna, bahkan gemuk ceunah bahela mah, Lur. Selain sempurna, kalo kata nyokap guwe, guwe itu kece, Man. Hahaha.

Guwe pertama disekolain di SDN Kandang Panjang III, alhamdulillah cuman enam tahun guwe sekolah di SD mah (teu kos batur aya nu nepi tujuh tahun tea pan, Lur). Pinter-pinter amat sih kaga, yaaaaah.... lumayan dah kalo buat mikir mah, aya keneh pikiran mah. Sesudahnya lulus guwe memilih mondok atau pesantren di Bogor, namanya Pondok Pesantren Al-Aulia yang ada di Cibungbulang. Itu bukan karena paksaan, Man, itu emang kahayangan guwe sorangan tapi disana guwe cuma kuat dua tahun. Pada akhirnya guwe putusin buat cabut dari pondok sewaktu guwe kelas dua Tsanawiyah. Setelah entu guwe ngelanjutin sisa sekolah guwe di SMP Tajurhalang di kampung halaman.

» Read More...